Analisis Gangguan Berbahasa Pada Penderita Bibir Sumbing: Kajian Psikolinguistik

  • Nazwa Kamila Universitas Jenderal Soedirman
  • Hana Atikah Universitas Jenderal Soedirman
  • Aulia Anafi Universitas Jenderal Soedirman
  • Cintya Subagyo Universitas Jenderal Soedirman
  • Kusumaningtyas Saputri Universitas Jenderal Soedirman
  • Octaria Nurharyani Universitas Jenderal Soedirman
  • Ika Oktaviana Universitas Jenderal Soedirman
Keywords: gangguan berbahasa, bibir sumbing, psikolinguistik

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan fonem bahasa Indonesia berupa kelas kata nomina, verba, adjektiva, dan adverbia yang diucapkan oleh penderita bibir sumbing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa data lisan bersumber dari ujaran informan yang direkam dengan gawai dan kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber penelitian ini yaitu seorang penderita bibir sumbing yang berasal dari Desa Tambaksogra, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, berinisial L dan saat ini berusia 21 tahun. Teknik pengambilan data penelitian ini yaitu dengan metode simak, rekam, dan catat. Berdasarkan beberapa pertanyaan terstruktur yang diajukan kepada narasumber, dapat disimpulkan bahwa narasumber penelitian ini belum pernah melakukan prosedur operasi bibir sumbing sehingga menimbulkan kesulitan selama berkomunikasi dalam konteks sosial dan pendidikan. Kondisi yang dimiliki narasumber bukan disebabkan oleh faktor genetik karena tidak memiliki riwayat keluarga dengan kondisi bibir sumbing. Berdasarkan data pelafalan fonem dan kata yang diajukan kepada narasumber, dapat disimpulkan bahwa fonem vokal A, I, dan O dapat dilafalkan dengan jelas. Sedangkan, fonem U dan E dilafalkan dengan suara sengau. Beberapa fonem konsonan seperti C, D, G, J, Q, R, S, V, X, dan Z mengalami perubahan fonem dalam pelafalannya; fonem seperti B, H, L, M, N, W, dan Y tidak mengalami perubahan dan dapat dilafalkan dengan jelas; fonem F dan P tidak mengalami perubahan tetapi dilafalkan dengan suara sengau; fonem K dan T tidak terdengar jelas dalam pelafalannya; kata "aku" dan "lumayan" tidak ada perubahan fonem namun dilafalkan dengan suara sengau; kata "orang" dan "ngekos" mengalami penambahan fonem dan perubahan pelafalan; kata “kami,” “kisaran,” dan “baru”  kehilangan bunyi fonem dan perubahan pelafalan; dan kata “cuma,” “jauh,” dan “jarak” mengalami perubahan fonem dan perubahan pelafalan

References

Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Djojosuroto, K. (2007). Filsafat Bahasa. Jakarta: Pustaka Book Publisher.

Endraswara, S. (2013). Metodologi Kritik Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Lado, R. (1976). Language and Linguistics: A Survey of Theory and Practice. New York: McGraw-Hill.

Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong. (2007). Metodologi Artikel Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offse.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Trianingsih, E., Hasanah, U., Lestariana, S., & Adzkia, N. D. (2023). Gangguan Berbahasa pada Remaja Usia Delapan Belas Tahun Akibat Bibir Sumbing: Perspektif Fonologi. Jos. Unsoed. Ac. Id, 3(1), 17-27.

Wahyu, W. (2001). Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Published
2025-06-08