Makna Kultural pada Tradisi Gadis Ngarot di Kabupaten Indramayu
Abstract
Penelitian ini membahas makna kultural pada tradisi Gadis Ngarot di Kabupaten Indramayu. Tradisi ini melibatkan remaja putra dan putri yang menjaga kesucian untuk mengikuti upacara. Aksesoris mahkota bunga digunakan sebagai simbol kesucian. Tujuan tradisi ini adalah untuk membina hubungan yang sehat dan meningkatkan solidaritas di masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode simak libat cakap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Gadis Ngarot dilakukan pada akhir tahun dan tidak ada batasan umur untuk mengikuti tradisi ini. Tradisi ini dimulai dengan berkumpulnya peserta di rumah kepala desa dan diarak keliling desa. Tradisi ini memiliki manfaat teoretis dan praktis dalam memahami makna kultural dan memperkaya wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ngarot adalah tradisi adat dari Desa Lelea, Indramayu, yang melibatkan upacara ritual penyerahan kendi padi dan air, serta penggunaan mahkota bunga oleh gadis Ngarot. Mahkota bunga tersebut memiliki makna leksikal dan kultural, seperti bunga kenanga sebagai simbol menjaga diri, bunga kertas sebagai simbol kecantikan, dan bunga melati sebagai simbol kesucian. Tradisi Ngarot juga menekankan pentingnya menjaga kesucian dan kehormatan diri bagi gadis yang terlibat. Tradisi ini bukan hanya tentang meminta keselamatan panen, tetapi juga tentang melestarikan adat istiadat setempat.
References
Koentjaraningrat. (2010). Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia
Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengentar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Kolaborasi Akademik Dosen-Mahasiswa

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.