Verba Ochiru sebagai Polisemi Berdasarkan Majas Metafora, Metonimi, dan Sinekdoke
Abstract
Verba ochiru merupakan verba berpolisemi, banyaknya makna yang terdapat pada verba ochiru disebabkan adanya pengaruh majas, hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi penutur asing bahasa Jepang, sehingga penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna verba ochiru yaitu makna dasar dan makna perluasan. Teori yang digunakan adalah teori makna kontekstual dan polisemi, serta teori metafora konseptual. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode survei dengan instrumen berupa kuesioner terbuka yang disebarkan kepada 35 native speaker melalui aplikasi Hello Talk dan Instagram. Metode analisis data menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung. Terdapat 16 makna menunjukkan perluasan dari verba ochiru yaitu bersinar, melemah/menurun/berkurang, tersambar petir, menjadi jahat, popularitas rusak, masuk neraka, jatuh cinta, tidak lulus, suasana hati menjadi buruk, tidak berharga, lezat, terbenam, luring, gugur, dapat dimengerti, hilang/pudar. Ditemukan 3 jenis perluasan makna yaitu 7 data perluasan makna dari konkret ke abstrak dengan 4 data menunjukkan metafora struktural dan 3 data menunjukkan metafora ontologis, 6 data perluasan berdasarkan ruang dan waktu dengan 3 data menunjukkan metafora orientasional dan 3 data metonimi, 3 data perluasan makna spesialisasi didominasi oleh majas sinekdoke totum pro parte. Hasil penelitian, menunjukkan terdapat jenis perluasan makna verba ochiru yang dipengaruhi oleh metafora konseptual, metonimi, dan sinekdoke, sehingga dapat dikatakan bahwa verba ochiru sering digunakan sebagai kata kiasan dalam percakapan sehari-hari masyarakat Jepang.
Ochiru verb is a polysemous verb, and due to the influence of the figure of speech, it has various meanings. This becomes a difficulty for Japanese speakers, that’s why it is important to do research. The current study aimed to describe the meaning of the ochiru verb, namely the basic and extended meanings. The researcher used contextual meaning and polysemy and then a theory of conceptual metaphor. The data collection method used in this research was a survey with an open-ended questionnaire distributed to 35 native speakers through Hello Talk and Instagram applications. The data analysis method used a distribution method with an indirect division technique. There were 16 broad meanings in 16 data, including shine, declining/decreasing, struck by lightning, become malicious, damaged reputation, go to hell, fall in love, not passing, lousy mood, worthless, delicious, sink, offline, fall, understandable, fade/lost. From the finding, there were 3 types of meaning expansion, namely 7 data extending meaning from concrete to abstract with 4 data showing structural metaphors and 3 data showing ontological metaphors, 6 expanding based on space and time with 3 data showing orientational metaphors and 3 metonymy data, and 3 expanding meaning dominated by the synecdoche figure of speech totum pro parte. Based on the results of the study, showed that there was a type of expansion of the meaning of the verb ochiru which was influenced by conceptual metaphors, metonymy, and synecdoche, so it could be said that the verb ochiru was often used as a figurative word in Japanese daily conversation.
References
Gita Pratiwi, Y., Sudjianto, & Karyati, A. (2020). Analisis Makna Kata Jatuh dalam Bahasa Jepang dan Perbandingannya dalam Bahasa Sunda. Idea Sastra Jepang, 2.
Khair, H. E., Sutedi, D., & Haristiani, N. (2017). Kepolisemian Verba “Ataru” dan “Utsu”: Kajian Linguistik Kognitif. Edujapan, 1.
Lakoff, G., & Johnson, M. (2003). Metaphors we live by. University of Chicago Press.
S, I. S., & Wagiati. (2020). Kegandaan Makna Verba Kakeru かける dalam Novel Batsugeemu バツゲーム: Analisis Sintaksis dan Semantik. Chi’e: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang, 8.
Shibata, T., Kunihiro, T., Nagashima, Y., Yamada, S., & Shimonaka, K. (1983). Kotoba no Imi 1. Heibonsha.
Sudaryanto. (2018). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Sanata Dharma University Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sutedi, D. (2019). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Humaniora.
Widiastika, I. W. W. C., & Meidariani, N. W. (2022). Makna dan Penggunaan Verba Ochiru Dalam Polisemi Bahasa Jepang Sehari-hari Tinjauan Semantik. Sphota: Jurnal Linguistik Dan Sastra, 14.
Copyright (c) 2023 Seminar Nasional Kolaborasi Akademik Dosen-Mahasiswa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.