Konsep On Masyarakat Jepang dalam Film Tenki no Ko (2019) Karya Makoto Shinkai
Abstract
Konsep on memiliki arti beban atau hutang budi yang seseorang miliki baik dari lahir maupun sepanjang berjalannya kehidupan, sedangkan gimu dan giri merupakan pembayaran akan hutang budi tersebut. Di Jepang, konsep on merupakan hal yang digunakan untuk mengatur masyarakat sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan dalam bersosial. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa simak catat dan studi dokumen. Konsep on dari Ruth Benedict digunakan untuk meneliti film Tenki no Ko (2019) dalam bagaimana tokoh – tokoh mengemban dan membayar on. Hal tersebut akan menjawab pertanyaan mengenai tanggapan masyarakat Jepang dalam zaman yang modern ini mengenai on. Di dalam film Tenki no Ko (2019) terdapat penemuan sebanyak 15 data yang terdapat pada penelitian ini berupa on, gimu, dan giri. Dari data – data yang telah dianalisis, hasil pembahasan memberikan pengertian bahwa adanya dampak dari pemenuhan dan pelanggaran dari on pada film Tenki no Ko (2019) serta terdapatnya suatu on yang berasal dari Tuhan. Tetapi, film Tenki no Ko (2019) memberikan pandangan bahwa dalam menanggapi on, gimu, dan giri disarankan dengan luwes dan serius, tidak dengan terlalu kaku dan terlalu dibawa pusing.
The concept of on means the burden or indebtedness that a person has from birth and throughout life, while gimu and giri are the repayments of those indebtedness. In Japan, the concept of on is used to organize society according to what society wants in socializing. This research used a descriptive analysis method with data collection techniques in the form of listening, note-taking, and documenting study. The concept of on from Ruth Benedict was used to examine Tenki no Ko (2019) movie in how the characters carry out and repay on. This would answer the question of how Japanese society responds to on in this modern era. In Tenki no Ko (2019) movie, 15 data were found in this study in the form of on, gimu, and giri. From the data that has been analyzed, the results of the discussion provided an understanding that there was an impact of the fulfillment and violation of on in Tenki no Ko (2019) movie and the existence of an on that comes from God. However, Tenki no Ko (2019) movie provided a view that in responding to on, gimu, and giri it was advisable to be flexible and serious, not to be too strict and too bothered.
References
Cholid, N., & Achmadi, A. (2015). Metodologi Penelitian (14th ed.). Bumi Aksara.
Graham, F. (2004). A Japanese company in crisis : ideology, strategy, and narrative. RoutledgeCurzon.
Iriana. (2016). Ajaran Shinto di Jepang. Analisis Sejarah, 5(1).
Lebra, T. S. (1976). Japanese Patterns of Behavior. University of Hawaii.
Mujihandono, D. S., & Siswantara, Y. (2021). Semangat Bushido Analisa Kultural Untuk Pengembangan Karakter Masyarakat. Sapientia Humana: Jurnal Sosial Humaniora., 1(01), 29–38. https://doi.org/10.26593/jsh.v1i01.4970
Nilamsari, N. (2014). Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif. Wacana, 13(2), 177–181.
Ratnasari, I., & Windhasari, F. (2019). ASPEK SOSIAL DAN NILAI SOSIOLOGIS YANG TERDAPAT PADA CERPEN MATSURI NO BAN KARYA KENJI MIYAZAWA. Ayumi, 6(1).
Resdiansyah, R. (2019). PEMAKNAAN LIRIK LAGU YOSHIWARA LAMENT KARYA ASA (Kajian Struktural Semiotika). UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA.
Rini, E. I. H. A. N. (2017). Karakteristik masyarakat jepang. Kiryoku, 1(3). ejournal.undip.ac.id.
Shinkai, M. (n.d.). Tenki no Ko.
Copyright (c) 2023 Seminar Nasional Kolaborasi Akademik Dosen-Mahasiswa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.