Tindak Tutur Kesantunan Berbahasa di Kalangan Masyarakat Tutur Bahasa Muna
Abstract
Penelitian ini membahas tindak tutur kesantunan berbahasa di kalangan masyarakat tutur Bahasa Muna (telaah sosiolinguistik). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal mendasar, sebagai berikut: pertama, penelitian-penelitian tentang kesantunan berbahasa, khususnya kesantunan berbahasa di kalangan masyarakat tutur Bahasa Muna; kedua, tindak tutur kesantunan dalam Bahasa Muna memiliki bentuk yang cukup bervariasi dan menarik untuk diketahui. Berdasarkan gambaran permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan bentuk dan makna tindak tutur kesantunan Bahasa Muna; dan (2) mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur kesantunan Bahasa Muna. Penelitian ini menggunakan deskripsi kualitatif melalui metode wawancara yang disertai dengan pengamatan terhadap kehidupan masyarakat. Data penelitian akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan santun dalam Bahasa Muna dapat berbentuk kata, frasa, dan klausa, seperti kata tabea, kaowili, naembali, anenaembali, afiks pronomina omu, frasa madaho tora, tompuno laloku, aesalomaafu, kakesa sepaliha, kanggela sepaliha, kapute sepaliha, kambaka sepaliha, dan klausa miina dhua kone, noraku inia, sakotughuuno nokesa kaburimu, nehamai lambuomu we Walengkabola?, dan fetingkekoomu pogauno gurumu. Tuturan santun dalam Bahasa Muna juga memiliki makna yang beraneka ragam, seperti untuk memberikan pujian, menunjukkan kerendahan hati, permohonan maaf, ucapan terima kasih, pemberian nasehat, kedermawanan dan kebijaksanaan, permintaan secara halus, permintaan pertimbangan, dan ucapan salam/permisi. Jenis-jenis tindak tutur kesantunan dalam Bahasa Muna umumnya berupa tindak tutur direktif, asertif, dan ekspresif. Masyarakat Muna memiliki beberapa jenis kesantunan berbahasa yang diwujudkan melalui ekspresi bahasa dengan tujuan tertentu untuk menghargai dan menghormati lawan tutur.
This study discussed politeness speech acts in the Muna language (sociolinguistics study). The objectives of this study were: (1) describe the form and meaning of politeness speech acts in the Muna language; and (2) describe the kinds of politeness speech acts in the Muna language. The data was collected through observation and interviewing. It was analyzed in descriptive qualitatively. The result of this study shows that politeness speech acts in the Muna language can be found in forms of the word, phrase, and clause, such as lexicons of tabea, kaowili, naembali, anenaembali, pronominal affix omu, phrases of madaho tora, tompuno laloku, aesalomaafu, kakesa sepaliha, kanggela sepaliha, kapute sepaliha, kambaka sepaliha, and clauses of miina dhua kone, noraku inia, sakotughuuno nokesa kaburimu, nehamai lambuomu we Walengkabola?, and fetingkekoomu pogauno gurumu. Politeness speech acts in the Muna language have several meanings such as giving praise, modesty, apologizing, thank expressions, giving advice, generosity, wisdom, soft asking, asking for consideration or opinion, and salutation or permission expression. The kinds of politeness speech act in the Muna language are commonly directive, assertive, and expressive. Muna language has several politeness types which are realized through language expression of a certain purpose to respect the interpreter or interlocutor.
References
Chaer, Abdul, dan Agustina, L. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. (1995). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Crystal, D. (1992). The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: Cambridge University Press.
Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sande, J.A., J.F. Pattiasina, Muh. Sukki, M. Arief Mattalitti, dan A. K. M. (1986). Morfosintaksis Bahasa Muna. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sari, M. K. (2011). Tindak tutur permintaan maaf dalam bahasa inggris oleh penutur asli dan penutur bahasa Jawa: kajian tentang strategi dan transfer budaya. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Searle, J. R. (1969). A Theory of Speech Acts. Cambridge: Cambridge University Press.
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan. Yogyakarta: Duta Wacana University.
Suzuki, T. (2009). How do American University Students ‘Invite’ Others?: A Corpus-based Study of Linguistic Strategies for the Speech Act of ‘Invitations’”. Www.Waseda.Jp/w-Com/.../Pdf/Bun35_04.Pdf. www.waseda.jp/w-com/.../pdf/bun35_04.pdf.
Trudgill, P. (1978). Sociolinguistics An Introduction. Auckland: Penguin Books.
Copyright (c) 2023 Seminar Nasional Kolaborasi Akademik Dosen-Mahasiswa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.