Pelestarian Folklor Lisan Legenda “Kamandaka” di Banyumas melalui Media Sosial YouTube
Abstract
Penelitian ini membahas tentang upaya pelestarian legenda “Kamandaka” di Banyumas melalui media sosial YouTube. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian folklor dengan mengangkat kearifan lokal budaya Banyumas dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara lapangan agar tetap menjaga pemertahanan kearifan lokal seperti cerita legenda “Kamandaka” di Banyumas melalui media sosial YouTube. Dengan memanfaatkan media sosial YouTube yang sedang marak digunakan masyarakat, informasi terkait legenda “Kamandaka” di Banyumas dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat dengan mudah, murah, dan cepat. penggunaan media sosial khususnya media sosial YouTube tidak hanya sebagai media hiburan saja melainkan dapat dijadikan sebagai wadah kreativitas konten kreator dengan melihat perkembangan zaman dan mengikuti minat penonton untuk kepentingan syiar agama maupun keuntungan pribadi dalam segi penghasilan.
This study discussed the efforts to preserve the legend of “Kamandaka” in Banyumas through YouTube. This research was included in folklore research by raising the local wisdom of Banyumas culture using qualitative descriptive methods. Data collection was carried out by means of field interviews in order to maintain the preservation of local wisdom such as the Legend of “Kamandaka” in Banyumas through YouTube. By utilizing YouTube, which is being widely used by the public, information related to the legend of “Kamandaka” in Banyumas could be accessed by all circles of society easily, cheaply, and quickly. The use of social media, especially YouTube, is not only an entertainment medium but can also be used as a forum for content creators by looking at the times and following the interests of the audience for the benefit of religious symbols and personal gain in terms of income.
References
Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Endraswara, S.2009. Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta:Media Pressindo.
Engelenhoven, A.T.P.G. van. 2015. Mengenai Falsafah Folklor: tinjauan dan usulan. Yogyakarta:Yayasan Pustaka Obor
Faiqah, Fatty dkk. 2016. YOUTUBE SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI BAGI KOMUNITAS MAKASSARVIDGRAM. Jurnal Komunikasi KAREBA. Vol 5, No.2. Juni
Ilminisa, Ranggi Ramadhani dkk. 2016. Bentuk Karakter Anak Melalui Dokumentasi Folklor Lisan Kebudayaan lokal. Jurnal Pendidikan. Vol.1, No.6, Juni.
Koentjaraningrat. 2015.Manusia dan kebudayaan Indonesia.Jakarta:Djambatan.
Mangole, Kevin D dkk. 2017. Pemanfaatan YouTube dalam Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat di Desa Paslaten Kecamatan Remboken Minahasa. Jurnal Acta Diurna Komunikasi.Vol.6, No.4
Nazir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Priyadi, S. 2002. Babad Pasir: Banyumas dan Sunda. Jurnal Humaniora. Vol 14, No 2.186-200.
. 2007.” Profil Putri Bungsu Sebagai Simbol Kesuburan, Penyatu Pajajaran-Pasirluhur, dan Sasaran Oedipus”Jurnal Humaniora. Vol.8, No.1, halaman 1-11.
Ryolita, W.P. 2018. “Variasi Legenda Kamandaka Berdasarkan Transmisi Masyarakat Pendukung”.Haluan Sastra Budaya. Vol, 2 No.2, Desember, halaman 236-255.
. 2019. “Transformasi Sendratari Kamandaka dalam Upaya Melestarikan Kebudayaan Banyumas”.Jurnal Bahasa dan Seni. Vol, 47 No.2.
Septia, Emil dkk. 2019. Representasi Nilai Religi dan Kepengarangan Puisi-Puisi Karya Taufik Ismail.Poetika.Vol.VII:1.
Subandi.2011. “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukan”.Harmonia. Vol.11, No.2. Desember.
Daftar Laman YouTube: https://youtu.be/eYa2mgVbRrc https://youtu.be/EXXeltSQik
Copyright (c) 2023 Seminar Nasional Kolaborasi Akademik Dosen-Mahasiswa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.